JMD Purworejo Tambah Tugas Sosialisasi Corona

JMD Purworejo Tambah Tugas Sosialisasi Corona

MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO- Juru Malaria Desa (JMD) di Kabupaten Purworejo bertambah tugas selama masa pandemi Virus Corona. Mereka tidak hanya menangani penyakit malaria, melainkan juga menjadi juru sosialisasi pencegahan Virus Corona di desa binaannya. JMD juga memiliki tugas tambahan memantau dan mengecek warga yang baru pulang dari perantauan. Mereka segera mendatangi perantau dan meminta keterangannya. Apabila baru pulang dari luar Jawa, langsung diambil sampel darah untum dicek kandungan penyakit malaria. “Kami selalu dihubungi perangkat desa kalau ada perantau yang pulang. Kami diminta mengecek kondisi warga itu,” kata Suparno, JMD Benowo dan Kalitapas Kecamatan Bener, Sabtu (25/4). Kepada seluruh pendatang, JMD menanyakan apakah mereka sudah melakukan skreening kesehatan di puskesmas. Sosialisasi Covid-19 menjadi materi yang wajib disampaikan JMD kepada perantau mudik. “Kami sampaikan  bahwa mereka boleh saja pulang, tapi harus disiplin isolasi. Kami meminta masyarakat dan keluarga di rumah untuk konsisten mengawasi, sebab tidak ada yang tahu di badan pemudik ada virusnya atau tidak,” jelasnya. Menurutnya, masyarakat tidak melarang perantau yang pulang. Namun, mereka wajib mematuhi aturan karantina demi menjaga keluarganya terpapar virus. “Bahkan di tempat saya Keseneng Benowo, warga menyiapkan satu rumah kosong untuk karantina apabila ada perantau dari zona merah yang pulang kampung,” sebutnya. Baca juga Positif Covid-19 Bertambah Terus, Alumni Tabligh Akbar Gowa Diminta Melapor JMD Kaligono dan Sumowono Kaligesing Hartono menambahkan, masyarakat sudah sangat peduli mencegah penularan Covid-19. Hal itu juga yang membuat tugas JMD turut memantau penyebaran, menjadi lebih ringan. “Masyarakat di desa-desa Kaligesing mewajibkan perantau untuk periksa ke puskesmas sebelum sampai di rumah,” ujarnya. JMD Legetan Bener, Riyadi mengungkapkan, ada suka duka ketika bertugas di tengah wabah Covid-19. JMD bangga karena omongan mereka lebih didengar para perantau, sehingga mereka menuruti aturan pemerintah. Riyadi mengaku tidak mempersoalkan semakin beratnya tugas yang harus diemban JMD. Namun, Riyadi mengaku sedih apabila ada perantau mudik yang melanggar aturan isolasi mandiri 14 hari dengan berbagai alasan. “Paling umum alasannya bosan di rumah, ingin segera kumpul dengan teman, biasanya mereka adalah perantau usia remaja. Pantauan saya di desa, kurang lebih 20 persen perantau yang melanggar aturan itu, padahal mereka ini berpotensi menjadi pembawa virus,” ungkapnya. Sementara itu, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Purworejo dr Darus menerangkan bahwa secara resmi dinas tidak menginstruksikan JMD untuk memantau Covid-19. Namun, tugas JMD memang melakukan survei migrasi terhadap pendatang yang masuk. “Jadi mereka tahu siapa saja yang pulang kampung, maka mereka diminta desa dan puskesmas untuk memberi edukasi soal Covid-19. Kalau ada yang dari luar Jawa, tetap dilakukan tes darah untuk cek kandungan malaria,” terangnya. Menurutnya, Dinkes memiliki 45 JMD dengan jumlah desa binaan kurang lebih seratus di Kecamatan Bener, Loano, Kaligesing, Bagelen, Pituruh, Bruno, Gebang, dan Kemiri. “ Mereka bisa diterima, bahkan lebih didengar warga karena dianggap wakil dinkes. Kami juga bekali JMD dengan wawasan tentang Covid-19,” tegasnya. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: